Apa
itu Monorel
Kebutuhan
akan penggunaan Transportasi massal di Kota-Kota Besar sangat mendesak,
mengingat saat ini hampir di setiap Kota Besar sudah dilanda kemacetan yang
luar biasa, apalagi ditambah semakin banyaknya kendaraan-kendaraan pribadi yang
tidak diimbangi dengan pertumbuhan jalan. Banyk sekali alternatif
penggunaan alat transportasi massal salah satunya penggunan Monorel.
Tetapi
sebetulnya Apa itu
Monorel ? dan
apa perbedaannya dengan kereta biasa?Monorel sendiri adalah sebuah jalur kereta
tunggal, sedangkan kereta biasa (tradisional) memiliki dua rel paralel.
Rel kereta monorel sendiri terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari
karet. Dan biasanya ada jalur khusus relnya sendiri yang ditempatkan di
atas tiang-tiang, jadi jalur monorel ini berada di atas sehingga tidak memakan
jalur jalan lainnya.
Kelebihan Monorel
- Membutuhkan
ruang yang kecil baik ruang vertikal maupun horizontal. Lebar yang
diperlukan adalah selebar kereta dan karena dibuat di atas jalan, hanya
membutuhkan ruang untuk tiang penyangga.
- Terlihat
lebih “ringan” daripada kereta konvensional dengan rel terelevasi dan
hanya menutupi sebagian kecil langit.
- Tidak
bising karena menggunakan roda karet yang berjalan di beton.
- Bisa
menanjak, menurun, dan berbelok lebih cepat dibanding kereta biasa.
- Lebih
aman karena dengan kereta yang memegang rel, risiko terguling jauh lebih
kecil. Resiko menabrak pejalan kaki pun sangat minim.
- Resiko
kereta tergelincirpun sangat minim karena kereta membungkus jalur
- Lebih
murah untuk dibangun dan dirawat dibanding kereta bawah tanah.
Kekurangan Monorel
- Dibanding
dengan kereta bawah tanah, monorel terasa lebih memakan tempat.
- Dalam
keadaan darurat, penumpang tidak bisa langsung dievakuasi karena tidak ada
jalan keluar kecuali di stasiun.
- Kapasitasnya
masih dipertanyakan.
- Sulit
untuk membuat jalur persimpangan
- Infrastruktur
Monorel sering dibuat oleh produsen yang berbeda-beda sehingga terkadang
ada komponen yang tidak kompatible
Sebagai tujuan wisata domestik maupun manca kedua setelah bali, Semoga jogja segera membangun transportasi massal terintegrasi. Dan yg paling cocok dengan kondisi dijogja mungkin monorail.
BalasHapus