KBRN, Jakarta: Upaya
konsolidasi demokrasi dan pemberantasan korupsi menjadi misi ganda bagi setiap
pemerintahan yang berkuasa.
Hal ini dirasakan kuat sejak
Indonesia memasuki era reformasi 15 tahun lalu, dalam suatu waktu yang bisa
disebut Indonesia Spring atau Kebangkitan Indonesia.
Hal itu disampaikan Wakil
Presiden RI Boediono dalam keynote speech pada pembukaan konferensi
Internasional Anti Korupsi, Asosiasi Pengacara di jakarta, Rabu (24/4/2013).
"Dalam pandangan saya,
berbagai praktek buruk yang terjadi di masa lalu kini semakin berupaya diatasi.
Kebijakan-kebijakan pemerintah kini menjadi jauh lebih terbuka untuk dikritisi
publik. Saat ini, transparansi pun telah menjadi norma wajar dalam kehidupan
publik. Sikap monopoli atau kekuasaan yang eksklusif tak lagi didukung, apalagi
nepotisme dan kronisme yang terbuka." kata Wapres Boediono.
Secara umum penegakkan hukum
membaik, walau memang ada yang mengatakan hal ini masih berjalan terlalu
lambat. Korupsi masih ada, namun kalau boleh dikatakan tak lagi menggejala.
"Para penegak hukum
termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sangat aktif dalam menemukan dan
mengejar kasus-kasus korupsi. Satu yang penting, walau tak banyak diperhatikan,
adalah kini atmosfer penolakan terhadap korupsi sudah semakin menguat,"
kata Wapres.
Meski demikian Wapres
Boediono menegaskan, upaya pemberantasan korupsi masih jauh dari selesai. Masih
banyak yang harus dilakukan untuk mengejar target dan bila kita tidak hati-hati
maka keberhasilan yang dicapai bisa gampang berbalik arah.
Pemerintah pun telah
memetakan rencana besar upaya pemberantasan korupsi seperti tertuang dalam
Peraturan Presiden No. 55/2012.
Peraturan ini dituangkan
dalam tiga Instruksi Presiden yang lebih detail untuk memetakan aksinya setiap
tahun dimana setiap kementerian/lembaga pemerintah wajib membuat rencana aksi
tahunannya.
Wapres menambahkan, rencana
besar tanpa subjek pemimpin yang menjalankannya tak akan berhasil.
Wapres mengakui Indonesia
masih sangat membutuhkan para pemimpin anti korupsi di dunia politik,
birokrasi, bisnis dan profesi hukum.
Wapres berharap, dengan
konferensi yang diselenggarakan ini, para pembicara dan peserta bisa
meningkatkan pemahaman tentang akar permasalahan kasus korupsi yang merajalela
di tanah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar